Pages

Sunday, June 10, 2012

Meramu Talenta Portugal Menjadi Senjata

Meskipun memiliki banyak pemain bertalenta, tim nasional Portugal belum pernah mengecap manisnya trofi juara Eropa dan juara dunia. Permainan pendek cepat dan cantik ala tim Amerika Latin hanya pernah membuat mereka menjadi finalis Piala Eropa 2004 dan posisi keempat Piala Dunia 2006.

Setelah 2006 prestasi Portugal di Piala Eropa dan Piala Dunia justru semakin buruk. Padahal mereka punya pemain bintang yang pernah menjadi pemain termahal, Cristiano Ronaldo. Delapan dari 11 pemain starter mereka menjadi pemain mahal yang bermain di luar Portugal.

Pelatih Paulo Bento melihat peran sentral Ronaldo di timnas terlalu besar sehingga potensi para pemain lain justru tidak optimal. Ronaldo memang hebat, tetapi kerap menjadi kartu mati bagi timnya ketika dijaga ketat dan dikasari.

Oleh karena itu, Bento mengubah pola permainan dan merotasi posisi serta peran setiap pemain. Bento memaksimalkan talenta dari semua pemain agar timnas Portugal menjadi solid dan tajam.

Bento sadar, persaingan di grup B melawan Jerman, Belanda dan Denmark bakal sulit dimenangi jika timnya hanya mengandalkan Ronaldo sebagai pemain bintang. Keempat tim pernah saling mengalahkan dan terkenal dengan kemampuan tim yang tangguh. Permainan tim yang kompak, teratur dan agresif bakal membuat peluang menang semakin besar.

Perombakan Bento berhasil membuat tim menjadi lebih dinamis dan tajam. Tendangan bebaspun tidak lagi dimonopoli Ronaldo karena semua pemain diberi hak mengeksekusi. Hasilnya dari delapan partai kualifikasi dan play off, Portugal berhasil menang enam kali, imbang satu kali, dan kalah satu kali.

Bento menerapkan pola 4-3-3 agar variasi serangan dapat dilakukan melalui tengah dan sayap. Serangan sayap melalui Ronaldo di kiri atau Nani di kanan bakal sangat mematikan, karena keduanya terkenal sangat tajam dalam melakukan penetrasi, mengumpan dan mencetak gol. 

Namun ramuan Bento untuk pemain depan tim Portugal masih dikritik. Dalam dua laga persahabatan melawan Polandia pada Februari serta Macedonia, Portugal hanya bermain imbang 0-0.

 


No comments: